Sejarah Uang di Dunia Hingga Perkembangannya di Indonesia
4 menit baca
Sejarah uang di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari eksistensinya di dunia. Mata uang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena Anda menggunakannya untuk membeli barang dan jasa. Di sini, Anda akan meninjau sejarah uang di dunia, dan melihat bagaimana mata uang ini berkembang di Indonesia dari masa ke masa.
Pengertian Uang
Uang adalah alat pembayaran yang digunakan dalam kegiatan ekonomi untuk mempermudah transaksi jual-beli. Dari sini bisa disimpulkan bahwa kehadiran uang harus bisa diterima secara umum sebagai alat pembayaran atau pertukaran barang atau jasa.
Uang juga memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian dunia sebagai alat tukar dan pengukur nilai. Oleh karena itu, perlu dijaga keamanannya agar tidak mudah dipalsukan.
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Keluarga dengan Bijak dan Efektif
Perkembangan Sejarah Uang
Sejarah uang mencakup berbagai tahapan yang perlu dipelajari. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari tahap-tahap yang mengantar terciptanya uang seperti yang dikenal sekarang ini.
-
Tahap Sistem sebelum Barter
Tahap sistem sebelum barter merupakan periode di mana manusia masih hidup dalam masyarakat primitif dan belum mengenal konsep barter atau pertukaran barang. Pada tahap ini, manusia masih hidup secara nomaden dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berburu, meramu, dan memancing.
Pada masa ini, manusia belum mengenal konsep kepemilikan dan belum memiliki barang yang dapat ditukarkan dengan barang lain. Oleh karena itu, mereka hanya menggunakan apa yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
-
Tahap Sistem Barter
Sistem barter adalah sistem pertukaran barang dengan barang. Meskipun sistem ini sudah digunakan sejak zaman dahulu, namun sistem ini memiliki banyak kelemahan.
Contohnya, tidak semua barang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditukarkan dengan barang yang diinginkan. Selain itu, dalam sistem barter, tidak ada nilai patokan yang pasti, sehingga harga barang yang ditukar dapat bervariasi.
-
Tahap Uang Barang
Pada tahap ini, masyarakat mulai menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat pembayaran. Contohnya, pada zaman Mesir Kuno, masyarakat menggunakan gandum sebagai alat pembayaran.
Sedangkan pada zaman Romawi, masyarakat menggunakan garam sebagai alat pembayaran. Penggunaan benda-benda tertentu ini membuat proses transaksi menjadi lebih mudah dan efektif.
-
Tahap Terciptanya Uang Logam
Tahap selanjutnya adalah terciptanya uang logam. Pada awalnya, uang logam terbuat dari emas dan perak. Namun, seiring waktu, uang logam mulai dibuat dari bahan yang lebih murah, seperti tembaga dan nikel. Uang logam membuat proses transaksi menjadi lebih praktis dan efektif.
-
Tahap Dimulainya Uang Kertas
Tahap terakhir adalah dimulainya penggunaan uang kertas. Uang kertas pertama kali digunakan di Cina pada abad ke-7. Pada awalnya, uang kertas hanya digunakan sebagai bukti pembayaran. Namun, seiring waktu, uang kertas mulai digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan resmi.
Sejarah Uang di Indonesia
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam penggunaan uang sebagai alat tukar. Sebelum pengaruh luar masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia telah mengenal konsep barter dan menggunakan benda-benda seperti cangkang, bulu, kerang, hingga gading gajah sebagai alat tukar.
Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia pada abad ke-4, mulailah dikenalnya uang logam di Indonesia. Uang logam pertama di Indonesia berasal dari Kerajaan Sriwijaya dan dikenal dengan sebutan “tampang” yang terbuat dari perunggu. Kemudian, pada masa Majapahit, uang logam yang digunakan disebut “pasir emas” yang terbuat dari campuran emas dan perak.
Selanjutnya, pada masa kolonial Belanda, uang logam dan kertas mulai diperkenalkan di Indonesia. Uang kertas pertama di Indonesia diterbitkan pada tahun 1815 dan hanya digunakan untuk kepentingan Belanda. Kemudian, pada tahun 1826, uang kertas mulai diperkenalkan untuk kepentingan rakyat Indonesia dengan denominasi yang kecil.
Baca Juga: Apa Itu Financial Freedom? Berikut Panduan untuk Mencapainya!
Sejarah Uang Logam di Indonesia
Uang logam yang digunakan di Indonesia awalnya terbuat dari perunggu, kemudian berkembang menjadi campuran emas dan perak, dan terakhir terbuat dari logam campuran kuningan dan tembaga. Uang logam terakhir ini dikenal dengan sebutan “duit“.
Duit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada masa pemerintahan VOC dan digunakan sebagai alat pembayaran dalam perdagangan. Kemudian, pada masa kolonial Belanda, duit mulai diterbitkan dalam berbagai denominasi dan digunakan sebagai alat pembayaran dalam perdagangan serta upeti kepada pemerintah kolonial.
Setelah kemerdekaan Indonesia, duit masih digunakan sebagai alat pembayaran dalam masyarakat Indonesia hingga akhirnya digantikan oleh uang kertas dan koin.
Baca Juga: Investasi Publik: Pengertian, Jenis, dan Hambatannya
Sejarah Uang Kertas di Indonesia
Uang kertas pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada masa kolonial Belanda dengan denominasi yang kecil dan hanya digunakan untuk kepentingan Belanda. Kemudian, pada tahun 1826, uang kertas mulai diperkenalkan untuk kepentingan rakyat Indonesia dengan denominasi yang kecil.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bank Indonesia didirikan pada tahun 1953 dan mulai menerbitkan uang kertas Indonesia yang pertama. Uang kertas tersebut memiliki denominasi yang lebih besar dari uang kertas sebelumnya dan digunakan sebagai alat pembayaran dalam masyarakat Indonesia.
Hingga saat ini, Bank Indonesia terus menerbitkan uang kertas dengan berbagai denominasi yang semakin besar dan dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih untuk mencegah pemalsuan dan memastikan keamanan transaksi keuangan di Indonesia.
Baca Juga: 10 Daftar Nama Orang Terkaya di Indonesia tahun 2023, Hartanya Capai Triliunan Rupiah!
Sejarah uang di dunia maupun Indonesia menunjukkan bagaimana perkembangan mata uang dari masa ke masa, dari yang sederhana hingga semakin canggih dengan fitur keamanan yang lebih mutakhir. Karena perannya yang vital sebagai alat tukar dan pengukur nilai, perlu dijaga keamanannya agar tidak mudah dipalsukan.