Opportunity Cost: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya
3 menit baca
Ketika berbicara tentang opportunity cost, pastinya tidak lepas dari pengorbanan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun terdengar miris, ternyata hal ini sangat umum dalam dunia bisnis. Penasaran? Yuk, disimak bersama mengenai apa itu opportunity cost beserta contoh dan cara menghitungnya.
Pengertian Opportunity Cost
Opportunity cost atau biaya peluang adalah besaran kerugian yang akan Anda ambil untuk mendapatkan keuntungan. Teori ini bisa muncul akibat kelangkaan (scarcity) serta kebutuhan dan keinginan tak terbatas manusia (needs and wants).
Secara sederhana, opportunity cost bisa diartikan sebagai munculnya biaya atau risiko karena manusia memilih mengorbankan sesuatu untuk mendapat hal lain. Biasanya, teori ini terjadi saat manusia dihadapkan pada dua atau lebih pilihan.
Contoh opportunity cost adalah ketika Anda dihadapkan pada pilihan antara menjadi PNS atau penyanyi profesional. Ketika jadi PNS, Anda kehilangan kesempatan untuk bernyanyi secara full time dan harus berkonsentrasi dengan pekerjaan. Namun, Anda mendapatkan gaji dan tunjangan tetap sepanjang tahun, bahkan memperoleh dana pensiun saat sudah purna bakti.
Sementara, ketika Anda memilih menjadi penyanyi profesional, Anda mungkin bisa jalan-jalan keliling Indonesia atau bahkan dunia, serta mampu mengasah bakat Anda di dunia tarik suara dengan maksimal. Akan tetapi, Anda harus siap dengan pendapatan yang tidak tentu per bulannya. Bahkan, Anda tidak akan mendapatkan tunjangan pensiun di hari tua.
Nah, menghitung untung rugi dari masing-masing profesi inilah yang disebut sebagai opportunity cost. Teori ini akan terus ada dan dihadapi selagi masih hidup di dunia, sehingga tidak bisa dihindari.
Baca Juga: Bisnis Sistem Bagi Hasil: Pengertian & Cara Pembagian Keuntungan
Fungsi Opportunity Cost
Ada beberapa fungsi opportunity cost atau biaya peluang yang ternyata sangat bermanfaat dan mampu berkontribusi pada kehidupan Anda. Berikut penjelasan selengkapnya!
1. Mengasah Kemampuan Pengambilan Keputusan
Secara prinsip, biaya peluang merupakan ilmu tentang pengorbanan. Karena sumber dayanya terbatas tapi keinginannya tak terbatas, manusia wajib memilih satu keinginan untuk dipenuhi, serta menyingkirkan keinginan yang tak dapat dipenuhi.
Pengertian opportunity cost akan membuat Anda menyadari bahwa di dunia ini, segalanya butuh pengorbanan. Semakin besar keinginan Anda, semakin besar pula pengorbanan perlu dilakukan. Hal ini sudah sangat mutlak dan tak bisa dihindari.
2. Siap Menerima Risiko
Dengan memahami konsep teori opportunity cost, Anda akan lebih bijak dalam menerima risiko dan mampu meminimalisirnya dengan lebih baik. Dalam konteks apapun, setiap keputusan yang manusia ambil pasti menimbulkan konsekuensi baik maupun buruk.
3. Membentuk Pikiran Lebih Positif
Fungsi opportunity cost lainnya adalah mampu membentuk pikiran lebih positif. Kebijaksanaan menerima kemungkinan yang muncul, bahkan yang terburuk sekalipun, akan membentuk pikiran lebih positif. Alhasil, Anda bisa melalui kehidupan dengan tenang dan lebih siap saat menghadapi masalah yang lebih kompleks.
4. Memaksimalkan Potensi Peluang
Selain tentang pengorbanan, opportunity cost adalah teori yang juga membicarakan soal peluang. Selain konsekuensi buruk, pilihan-pilihan manusia juga memiliki konsekuensi baik.
Dengan memahami teori ini, Anda akan selalu termotivasi untuk memanfaatkan konsekuensi baik yang muncul. Dengan demikian, di masa-masa selanjutnya, Anda bisa membuat keputusan dengan dampak buruk seminim mungkin.
5. Membantu Merencanakan Masa Depan Lebih Baik
Fungsi terakhir biaya peluang adalah membantu Anda merencanakan masa depan dengan lebih baik. Pemahaman ini akan membantu Anda melakukan mitigasi risiko semaksimal mungkin. Dengan demikian, perencanaan masa depan Anda akan lebih matang dan terhindar dari masalah-masalah mendadak.
Baca Juga: Panduan Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi, Bisa Untuk Jangka Panjang!
Apa Perbedaan Real Cost dan Opportunity Cost?
Perbedaan opportunity cost dan real cost terletak pada bentuknya. Opportunity cost adalah keuntungan yang harus dikorbankan atas pilihan yang dibuat, sementara real cost adalah biaya nyata yang harus dibayar atas pembelian atau jasa tertentu.
Contohnya, misalnya suatu hari AC di rumah Anda mati dan tidak bisa dinyalakan. Anda punya dua pilihan: bertahan tanpa AC atau memperbaikinya. Anda bisa saja bertahan tanpa AC, tapi untuk kenyamanan pribadi, Anda lebih memilih opsi kedua.
Nah, di sini Anda juga dihadapkan pada dua pilihan: memperbaikinya sendiri atau meminta bantuan teknisi? Di sinilah opportunity cost berlaku. Memperbaiki sendiri akan lebih hemat namun waktu Anda jadi habis hanya untuk memperbaiki AC. Jika meminta bantuan teknisi pasti akan lebih boros, tapi Anda bisa melakukan hal lain.
Menariknya, kedua pilihan tersebut sama-sama menimbulkan real cost, yakni biaya untuk membayar jasa teknisi atau biaya peralatan reparasi yang dibeli jika hendak memperbaikinya sendiri.
Cara Menghitung Opportunity Cost
Sebenarnya, tidak ada cara baku untuk menghitung opportunity cost. Beberapa sumber menyebut rumus di bawah ini untuk menghitung biaya peluang.
Opportunity Cost = Nilai yang Dikorbankan (Foregone Option) – Nilai yang Didapat (Chosen Option)
Hanya saja, rumus di atas hanya berlaku jika pilihan-pilihan yang tersedia dapat dikuantifikasi (dihitung dengan angka). Apabila pilihan tersebut tidak memiliki nominal, Anda bisa mengikuti prinsip dasar opportunity cost berdasarkan rumus di atas, yaitu:
“Jika FO (Foregone Option) lebih bernilai daripada CO (Chosen Option) baik dalam jangka pendek atau panjang, maka pilihan Anda kurang menguntungkan. Sebaiknya jika FO lebih kecil nilainya dari CO, maka itu merupakan keputusan terbaik bagi Anda.”
Itulah tadi ulasan mengenai opportunity cost dengan fungsi dan cara menghitungnya. Semoga prinsip ini bisa Anda pakai dalam berbisnis maupun memperhitungkan hal-hal lain demi kebaikan pribadi.