CaPex dan OpEx: Pengertian, Perbedaan, Contoh, dan Rumus Cara Menghitungnya
3 menit baca
Pernah mendengar CaPex dan OpEx? Keduanya adalah istilah yang umum digunakan dalam akuntansi dan keuangan, dan memainkan peran penting dalam mengelola keuangan perusahaan Anda. Pahami perbedaan dan rumus penghitungannya agar Anda bisa mengambil keputusan terbaik bagi keuangan bisnis.
Apa Itu CaPex?
CaPex adalah kependekan dari Capital Expenditure, yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk membeli atau meningkatkan aset jangka panjang sebuah perusahaan.
Contoh aset jangka panjang termasuk bangunan, peralatan, kendaraan, dan perangkat lunak. CaPex biasanya dikeluarkan untuk proyek-proyek investasi yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan.
Contoh biaya yang termasuk CaPex:
- Pembelian gedung atau lahan.
- Pembelian mesin atau peralatan produksi.
- Pengembangan atau perbaikan perangkat lunak.
- Penambahan atau perbaikan fasilitas produksi.
- Pembelian kendaraan operasional.
- Pengadaan barang modal untuk meningkatkan produksi.
Baca Juga: Investasi Publik: Pengertian, Jenis, dan Hambatannya
Apa Itu OpEx?
OpEx adalah kependekan dari Operating Expenditure, yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari sebuah perusahaan.
OpEx meliputi biaya operasional seperti gaji karyawan, sewa, biaya listrik, dan biaya pemasaran. OpEx tidak meningkatkan aset jangka panjang perusahaan, namun diperlukan untuk menjaga bisnis tetap berjalan.
Contoh biaya yang termasuk OpEx:
- Biaya sewa gedung atau kantor
- Biaya listrik, air, dan gas
- Biaya gaji dan tunjangan karyawan
- Biaya operasional pemasaran dan iklan
- Biaya transportasi dan perjalanan dinas
- Biaya administrasi dan keuangan
Perbedaan antara CaPex dan OpEx
Perbedaan antara CaPex dan OpEx dalam bisnis dapat dijelaskan dalam poin-poin berikut ini.
-
Definisi
- CaPex: Pengeluaran yang dilakukan untuk membeli atau meningkatkan aset jangka panjang perusahaan seperti mesin, gedung, dan kendaraan.
- OpEx: Pengeluaran yang terkait dengan operasional bisnis sehari-hari seperti biaya sewa, gaji karyawan, dan biaya listrik.
-
Dampak jangka panjang dan jangka pendek
- CaPex memiliki dampak jangka panjang pada nilai perusahaan, sementara OpEx hanya berdampak jangka pendek.
- Pengeluaran CaPex membantu meningkatkan nilai aset jangka panjang perusahaan yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan di masa depan, sementara pengeluaran OpEx hanya dikeluarkan untuk menjaga bisnis tetap berjalan.
-
Jangka waktu pengeluaran
- CaPex biasanya dilakukan dalam satu waktu atau dalam proyek tertentu, sedangkan OpEx harus dikeluarkan secara terus-menerus untuk menjalankan bisnis.
-
Keputusan strategis
- CaPex membutuhkan pengambilan keputusan strategis yang matang karena jumlahnya yang besar dan dampak jangka panjangnya, sedangkan pengeluaran OpEx bersifat rutin dan tidak memerlukan keputusan strategis yang kompleks.
-
Penghitungan dan pengelolaan keuangan
- CaPex dicatat sebagai aset dan didepresiasi dalam beberapa tahun, sedangkan OpEx dicatat sebagai beban dan dihitung pada setiap periode.
- Dalam manajemen keuangan, CaPex dan OpEx harus dihitung dan dikelola secara terpisah agar perusahaan dapat memantau kesehatan keuangan dan profitabilitasnya.
Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Contoh Perhitungan CaPex dan OpEx
Perusahaan ABC ingin membeli mesin baru senilai Rp1 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Selain itu, perusahaan juga ingin memperkirakan biaya operasional yang akan dikeluarkan selama satu tahun. Berikut adalah perhitungan CaPex dan OpEx perusahaan ABC!
Perhitungan CaPex:
Harga mesin baru = Rp1 miliar
Biaya pengiriman dan instalasi = Rp50 juta
Total biaya CaPex = Rp1.050 miliar
Perusahaan ABC harus memutuskan apakah biaya CaPex senilai Rp1.050 miliar tersebut sepadan dengan manfaat yang akan didapatkan dalam jangka panjang.
Perhitungan OpEx:
Biaya listrik = Rp20 juta per bulan
Biaya bahan baku = Rp30 juta per bulan
Biaya gaji karyawan tambahan = Rp50 juta per bulan
Biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin = Rp15 juta per bulan
Total biaya OpEx per bulan = Rp115 juta
Total biaya OpEx per tahun = Rp1.38 miliar
Perusahaan ABC harus memastikan bahwa biaya operasional selama satu tahun senilai Rp1.38 miliar tersebut dapat ditanggung oleh pendapatan yang dihasilkan dari produksi mesin baru.
Baca Juga: Apa Itu Financial Freedom? Berikut Panduan untuk Mencapainya!
Dalam mempertimbangkan CaPex dan OpEx, perusahaan harus memperhitungkan investasi jangka panjang dan biaya operasional yang berkelanjutan agar dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Itu sebabnya, perusahaan harus membedakan dengan jelas antara CaPex dan OpEx agar dapat mengelola anggaran dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Biaya CaPex harus dipertimbangkan dengan matang karena memiliki dampak jangka panjang pada nilai aset perusahaan, sedangkan biaya OpEx harus dikelola secara efektif untuk menjaga profitabilitas perusahaan dan menghindari biaya yang tidak perlu.