Sejarah, Makna, & Aturan Pemberian Angpao saat Imlek
3 menit baca
Angpao adalah bagian tak terpisahkan dari budaya Timur, khususnya dalam tradisi Tionghoa. Angpao tidak hanya sekadar kertas berwarna merah yang berisi uang, melainkan juga membawa makna simbolis dan nilai-nilai kebaikan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang angpao, sejarahnya, maknanya, dan aturan pemberiannya.
Apa itu Angpao?
Angpao, juga dikenal sebagai amplop merah, adalah sebuah tradisi pemberian yang berasal dari budaya Tionghoa. Secara harfiah, “angpao” berarti “kantong merah” dalam bahasa Mandarin. Tradisi ini melibatkan memberikan uang dalam amplop merah pada acara-acara khusus atau momen penting, seperti perayaan Tahun Baru Imlek, pernikahan, kelahiran anak, atau acara keluarga lainnya.
Warna merah sendiri sebagai warna keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Tindakan memberikan angpao tidak hanya dianggap sebagai bentuk hadiah atau dukungan finansial, tetapi juga mengandung makna simbolis keberuntungan, kebahagiaan, dan keberkahan untuk penerima.
Tradisi ini telah meluas ke berbagai budaya di seluruh dunia, dan meskipun sering kali dikaitkan dengan pemberian uang, bentuk angpao juga dapat berupa hadiah lainnya, seperti kartu hadiah, voucher, atau barang-barang berharga. Meski demikian, esensi dari tradisi angpao tetap mengandung nilai-nilai keberkahan dan kemurahan hati dalam memberikan dukungan kepada orang lain.
Baca Juga: Ramalan Keuangan & Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
Sejarah Pemberian Angpao saat Imlek
Sejarah memberikan angpao sudah tercatat sejak masa Dinasti Qin (sekitar 221–206 SM). Awalnya, angpao terdiri dari koin berlubang yang diikat dengan benang merah, dikenal sebagai yā suì qián, yang artinya uang keberuntungan untuk mengusir roh jahat. Pemberian yā suì qián kepada anak-anak pada saat meninggalkan rumah dianggap sebagai upaya untuk menjauhkan mereka dari kesialan.
Seiring berjalannya waktu, bentuk angpao berubah, koin dan benang merah digantikan oleh uang yang disimpan dalam amplop merah. Tradisi memberikan angpao saat perayaan Imlek sendiri memiliki akar dalam kisah legenda mengenai iblis jahat bernama Sui.
Menurut cerita, Sui muncul pada malam tahun baru dengan niat untuk menyakiti anak-anak. Untuk melindungi mereka, para orang tua menempatkan koin yang dililit benang merah di dekat tempat tidur anak-anak. Koin tersebut berubah menjadi peri yang mengeluarkan cahaya terang, membuat Sui yang tidak suka cahaya terang tidak lagi mengganggu anak-anak.
Pemberian angpao tidak terbatas pada perayaan Imlek saja, tetapi juga dapat diberikan pada momen-momen lain seperti ulang tahun, kelulusan, dan pernikahan. Angpao dianggap membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan keselamatan bagi penerimanya. Warna merah pada angpao memiliki makna sebagai simbol energi baik yang membawa pencerahan dan perlindungan.
Baca Juga: Sejarah Imlek & Perkembangannya di Indonesia
Aturan Pemberian Angpao saat Imlek
Setiap aturan ini dapat bervariasi tergantung pada budaya dan keluarga tertentu, namun umumnya diikuti untuk menjaga keberuntungan dan adat dalam perayaan Imlek.
-
Hindari Pemberian Angpao dengan Angka Awalan 4 atau Ganjil
Angka 4 dianggap membawa arti kurang baik karena dalam bahasa Mandarin, pengucapannya mirip dengan kata “mati”. Sementara itu, angka ganjil dihindari karena dianggap tidak seimbang atau kurang beruntung.
-
Tidak Boleh Menitipkan Angpao
Menitipkan angpao dianggap tidak etis karena memberikan kesan kurang personal. Angpao sebaiknya diberikan langsung kepada penerima.
-
Orang yang Sudah Menikah Wajib Memberikan Angpao
Menjadi tradisi bahwa orang yang sudah menikah diharapkan memberikan angpao kepada yang masih single sebagai bentuk dukungan dan keberuntungan dalam mencari pasangan hidup.
-
Tidak Boleh Membuka Angpao di Depan Pemberinya
Membuka angpao di hadapan pemberinya dianggap tidak sopan. Penerima sebaiknya membuka angpao tersebut di tempat yang lebih pribadi.
-
Jangan Gunakan Amplop Warna Putih atau Hitam
Warna putih sering dikaitkan dengan duka cita, sedangkan warna hitam sering dihubungkan dengan keberuntungan yang kurang baik. Oleh karena itu, sebaiknya menghindari penggunaan amplop berwarna putih atau hitam.
-
Jangan Beri Angpao Sebelum atau Sesudah Perayaan Imlek
Pemberian angpao sebaiknya dilakukan selama perayaan Imlek. Memberikan angpao sebelum atau sesudah perayaan dianggap tidak sesuai dengan tradisi.
-
Jangan Berikan Koin atau Uang Kertas yang Kusut
Pemberian angpao sebaiknya bersih dan rapi. Uang kertas atau koin yang kusut dianggap kurang menghormati penerima.
-
Ikuti Aturan Besar ke Kecil atau Senior ke Junior
Tradisinya, orang yang lebih senior atau lebih tua memberikan angpao kepada yang lebih junior atau lebih muda. Ini menciptakan suasana hormat dan keberuntungan.
Angpao adalah bukti nyata bagaimana tradisi kuno dapat tetap hidup dan berkembang dalam masyarakat modern. Sebagai simbol keberuntungan, kebaikan, dan keberkahan, angpao memiliki peran penting dalam mempererat hubungan sosial dan budaya. Mari kita terus lestarikan dan hargai tradisi ini sebagai bagian dari kekayaan warisan budaya kita.