Yield Obligasi: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya
3 menit baca
Yield obligasi adalah konsep penting dalam investasi obligasi yang perlu dipahami oleh investor. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap tentang apa itu yield obligasi, jenis-jenisnya, dan cara menghitungnya. Dengan memahami yield obligasi, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik di pasar obligasi.
Apa itu Yield Obligasi?
Yield obligasi adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh obligasi dalam bentuk persentase dari nilai nominalnya. Ini merupakan ukuran keuntungan yang diperoleh oleh pemegang obligasi dari investasinya.
Yield obligasi dapat dihitung dengan memperhitungkan pembayaran kupon yang diterima dari obligasi dan perubahan harga obligasi di pasar sekunder. Semakin tinggi yield obligasi, semakin besar potensi pengembalian investasi bagi pemegang obligasi, namun juga berarti semakin besar risiko yang harus dihadapi.
Baca Juga: Apa itu Saham: Pengertian, Risiko, dan Cara Membelinya
Jenis-jenis Yield Obligasi
Yield adalah konsep penting dalam investasi obligasi yang mengukur tingkat pengembalian investasi. Selain yield to maturity, terdapat beberapa jenis yield lain yang juga perlu dipahami, antara lain:
-
Dividend Yield
Jenis ini mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh dari saham, dihitung sebagai dividen per lembar saham dibagi dengan harga saham saat ini. Dividend yield membantu investor membandingkan keuntungan antar produk investasi.
-
Current Yield
Current yield mengukur tingkat pengembalian dari investasi obligasi, dihitung sebagai kupon tahunan yang dibayarkan dibagi dengan harga obligasi saat ini. Current yield membantu investor menilai valuasi obligasi saat ini.
-
Yield to Worst
Yield to worst adalah tingkat pengembalian terendah yang dapat diperoleh dari obligasi jika terjadi situasi terburuk seperti pemanggilan kembali sebelum jatuh tempo. Perhitungan yield to worst dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario yang mungkin terjadi.
-
Yield to Call
Yield to call adalah tingkat pengembalian yang dihitung jika penerbit obligasi memutuskan untuk call back obligasi sebelum jatuh tempo. Perhitungan yield to call hanya relevan jika penerbit memutuskan untuk menebus obligasi sebelum jatuh tempo.
Faktor yang Memengaruhi Yield Obligasi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi yield obligasi, di antaranya adalah harga obligasi itu sendiri. Perubahan harga obligasi terjadi saat surat utang diperdagangkan di pasar sekunder. Naik turunnya harga ini berbanding terbalik dengan yield, di mana saat harga turun maka yield akan naik, dan sebaliknya. Beberapa faktor yang memengaruhi harga obligasi antara lain:
-
Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar sangat memengaruhi harga obligasi karena dapat meningkatkan atau menurunkan nilai surat utang. Ketika nilai tukar Rupiah menguat, harga surat utang cenderung naik karena permintaan meningkat. Hal ini membuat yield yang berbanding terbalik dengan harga cenderung turun.
-
Suku Bunga Acuan
BI Rate, yang merupakan suku bunga acuan, berpengaruh besar terhadap harga surat utang. Peningkatan suku bunga akan meningkatkan harga surat utang karena investor meminta kompensasi berupa yield yang lebih tinggi. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat menurunkan harga surat utang.
-
Maturity
Waktu jatuh tempo atau maturity surat utang juga memengaruhi harga. Surat utang dengan tenor lebih panjang cenderung memiliki risiko lebih tinggi, sehingga yield yang diperoleh lebih tinggi. Ketika jatuh tempo semakin dekat, harga surat utang cenderung turun dan yield meningkat.
-
Inflasi
Inflasi juga berpengaruh pada harga surat utang dan yield. Inflasi yang tinggi dapat meningkatkan risiko investasi surat utang, sehingga yield yang diminta investor juga lebih tinggi.
-
Peringkat Surat Utang
Peringkat kualitas surat utang merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi harga. Surat utang dengan peringkat tinggi memiliki risiko gagal bayar yang rendah, sehingga menarik minat investor. Permintaan yang tinggi dapat meningkatkan harga dan menurunkan yield.
-
Imbal Hasil Acuan dengan Tenor 10 Tahun
Imbal hasil dari surat utang pemerintah dengan tenor 10 tahun juga memengaruhi harga obligasi. Saat imbal hasil ini turun, pasar akan lebih diuntungkan dalam hal imbal hasil, sehingga harga obligasi cenderung naik.
Baca Juga: Daftar Saham Blue Chip Terbaik di Indonesia 2024 dan Cara Membelinya
Cara Menghitung Yield Obligasi
Untuk menghitung nilai yield, Anda dapat menggunakan rumus berikut.
Yield = (Imbal Hasil/Nilai Pokok) x 100 Persen
Sebagai contoh, misalkan Anda memiliki obligasi dengan imbal hasil tahunan sebesar Rp1.000.000 dan nilai pokok investasi sebesar Rp10.000.000. Maka, nilai yield obligasi tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Yield = (Imbal Hasil / Nilai Pokok) x 100 Persen
= (1.000.000 / 10.000.000) x 100
= 10%
Dengan demikian, yield obligasi tersebut adalah 10%. Semakin besar nilai yield, semakin besar potensi pengembalian modal yang dapat diperoleh dari investasi pada perusahaan tersebut.
Yield obligasi adalah indikator penting bagi investor dalam mengevaluasi investasi obligasi mereka. Dengan memahami berbagai jenis yield obligasi dan cara menghitungnya, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.
Dengan demikian, pemahaman tentang yield obligasi dapat membantu meningkatkan kinerja portofolio investasi Anda.