30+ Saham Blue Chip 2024 LQ45 Terbaik di Indonesia
8 menit baca
Bagi Anda yang gemar berinvestasi dengan saham, pastinya sudah tidak asing dengan istilah saham blue chip. Namun, masih banyak bingung dengan aset yang satu ini. Tenang, di bawah ini, Bizhare sudah sajikan pengertian, keuntungan, risiko, cara membeli, hingga daftar lengkap saham blue chip 2024.
Pengertian Saham Blue Chip
Saham blue chip adalah saham yang berasal dari perusahaan dengan reputasi baik, minimal dalam skala nasional, karena kualitas kesehatan finansialnya sudah teruji selama bertahun-tahun walaupun perekonomian global tidak dalam kondisi baik.
Sebagian orang menyebut saham blue chip dengan big cap alias saham unggulan. Menariknya, istilah blue chip awalnya berasal dari permainan poker. Dalam game tersebut, keping koin (chip) berwarna biru memiliki nilai paling tinggi dibandingkan chip warna merah atau putih.
Saham blue chip memiliki berbagai keunggulan, mulai dari valuasi harga yang tinggi, pembagian dividen secara konsisten, hingga stabil terhadap kondisi perekonomian eksternal. Saham ini memiliki kapitalisasi pasar yang besar di atas Rp10 triliun. Tak heran, aset ini paling banyak diincar dan dipilih oleh para investor.
Baca Juga: Kenapa Harga Saham Naik Turun? Ini Penyebabnya!
Ciri-ciri Saham Blue Chip
Bagi Anda yang tertarik menginvestasikan uangnya di saham jenis blue chip, maka Anda harus mempelajari ciri-ciri dan karakteristiknya. Berikut ulasannya.
-
Kinerja Perusahaan Solid
Kinerja perusahaan blue chip mampu menghasilkan kinerja yang bagus setiap saat, salah satunya dari sisi keuangan. Perusahaan punya sedikit atau tidak ada utang sama sekali.
Dengan keandalannya, perusahaan dapat mencetak keuntungan atau pertumbuhan setiap tahun, serta mampu bertahan meski keadaan ekonomi sedang krisis sekalipun. Di samping itu, menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan berkesinambungan.
-
Nilai Kapitalisasi Besar
Saham blue chip disebut juga dengan nama saham lapis satu. Saham jenis ini memiliki kapitalisasi pasar besar, yakni di atas Rp 10 triliun. Itu sebabnya, saham blue chip adalah penggerak IHSG dan indeks LQ45.
-
Dividen Utuh
Dividen merupakan salah satu indikator apakah kegiatan operasional sebuah perusahaan berlangsung dengan baik. Dengan adanya pembagian dividen, maka bisa disimpulkan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan atau imbal hasil.
Semakin rutin perusahaan tersebut memberikan dividen, semakin stabil perusahaan tersebut mencatatkan keuntungan. Ini juga merupakan salah satu ciri utama dari saham jenis ini.
Baca Juga: Cara Kerja Saham sebagai Instrumen Investasi
Daftar Saham Blue Chip di Indonesia Tahun 2024
Setelah memahami prinsip dan ciri-ciri saham blue chip, Bizhare sajikan daftar saham terbaik yang termasuk dalam kategori blue chip di tahun 2024. Masing-masing memiliki kelebihan dan potensi imbal hasil yang menguntungkan.
-
BBCA (Bank Central Asia)
Perusahaan dengan kode BBCA ini merupakan salah satu saham big cap yang ada di sektor perbankan. Saham BCA saat ini memiliki volume sekitar 66 juta, dengan harga yang berada di kisaran 7900-an per lembarnya. Selain itu, BBCA juga memiliki nilai kapitalisasi pasar lebih dari 967 Triliun.
-
BBRI (Bank Rakyat Indonesia)
Masih dari sektor yang sama, perusahaan dengan kode saham BBRI juga merupakan salah satu saham terbaik di sektor perbankan yang layak untuk kamu jadikan pilihan investasi. Nilai kapitalisasi sahamnya sudah lebih dari 664 Triliun, dengan volume sekitar 123 juta.
-
TLKM (Telkom Indonesia)
Bergeser ke sektor lain, tepatnya sektor telekomunikasi. Maka salah satu saham besar yang ada pada sektor ini yakni Telkom Indonesia atau TLKM. Saham perusahaan ini memiliki volume mencapai 86 Juta, dan memiliki nilai kapitalisasi mencapai 435 Triliun.
-
PGAS (PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk)
PGAS bergerak di sektor distribusi gas bumi dengan jaringan pipa gas yang luas, menyediakan layanan gas bumi kepada industri dan rumah tangga. PGAS juga menyediakan infrastruktur gas bumi terintegrasi untuk menjamin penyaluran gas bumi kepada para pengguna akhir.
-
PTBA (PT Bukit Asam Tbk)
PTBA adalah perusahaan tambang batu bara yang berfokus pada produksi dan penjualan batubara termal. PTBA memiliki cadangan batu bara yang melimpah dan berpotensi pertumbuhan yang kuat. Selain menjual batubara ke pasar domestik, PTBA juga melakukan ekspor ke berbagai negara.
-
SCMA (PT Surya Citra Media Tbk)
SCMA adalah perusahaan media terkemuka di Indonesia dengan fokus pada penyiaran televisi dan produksi konten. SCMA memiliki jaringan stasiun TV yang luas, termasuk saluran utama seperti SCTV dan Indosiar. Potensi pertumbuhan SCMA didukung oleh popularitas saluran TV-nya dan permintaan iklan yang kuat.
-
SMGR (PT Semen Indonesia (Persero) Tbk)
SMGR adalah perusahaan produsen semen terbesar di Indonesia dengan jaringan pabrik yang luas. SMGR memiliki merek yang kuat dan potensi pertumbuhan yang didukung oleh permintaan konstruksi yang terus meningkat. SMGR berupaya menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional dengan menyediakan produk dan layanan berkualitas.
-
TINS (PT Timah (Persero) Tbk)
TINS adalah perusahaan tambang timah terbesar dan terkemuka di Indonesia. TINS memiliki cadangan timah yang melimpah dan berpotensi untuk pertumbuhan yang kuat. Perusahaan ini juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang.
-
SIDO (PT Sido Muncul Tbk)
SIDO bergerak di sektor obat tradisional Indonesia dengan produk unggulan jamu. Perusahaan ini memiliki portofolio produk yang beragam dan dikenal di pasaran. Usaha perseroan meliputi obat-obatan (farmasi), jamu dengan merek Tolak Angin dan Kuku Bima, bahan jamu, kosmetika, minuman, dan makanan yang berkaitan dengan kesehatan.
-
BMRI (Bank Mandiri)
Kinerja saham Bank Mandiri tahun lalu tercatat tumbuh 9,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya serta memiliki laba bersih senilai Rp 27,5 triliun. Bank Mandiri cenderung stabil karena mampu menyeimbangkan pertumbuhan kredit dan laba bersih.
-
ASSI (PT Astra International)
Didirikan sejak tahun 1957, PT Astra Internasional Tbk adalah saham blue chip dengan market cap 269,22 triliun (per Oktober 2022). Emiten dengan kode saham ASII ini tercatat di bursa efek Indonesia sejak 14 April 1990 serta terdaftar di BEI pada sektor Perindustrian (IDXINDUST) dengan sub-industri Kepemilikan Multi-Sektor (Multi-Sector Holdings).
-
BRPT (Barito Pacific)
Barito Pacific adalah perusahaan di sektor sumber daya alam dan memiliki kode saham BRPT. Nilai saham dari perusahaan ini di pasar modal adalah Rp810 per lembarnya.
-
BUKA (Bukalapak)
BUKA adalah kode saham dari PT Bukalapak.com, sebuah e-commerce yang berdiri sejak tahun 2010. Nilai saham dari BUKA ini sendiri adalah Rp276 per lembar.
-
CPIN (Charoen Pokphand Indonesia)
CPIN merupakan kode saham dari perusahaan Charoen Pokphand Indonesia yang menggeluti bidang pakan ternak. Nilai saham dari perusahaan ini adalah Rp5.825.
-
JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)
JPFA adalah perusahaan agribisnis terintegrasi yang berfokus pada industri pakan ternak, peternakan, dan produk olahan pangan. JPFA memiliki keberagaman bisnis di berbagai sektor agribisnis. Potensi pertumbuhan JPFA didukung oleh meningkatnya konsumsi masyarakat. Perlu diperhatikan juga bahwa risiko terkait kesehatan hewan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
-
EMTK (Elang Mahkota Teknologi)
EMTK alias perusahaan Elang Mahkota Teknologi adalah perusahaan konglomerat yang berdiri sejak tahun 1983. Perusahaan ini mempunyai saham dengan nilai Rp1.385 per 29 November 2022.
-
ERAA (Erajaya Swasembada)
Merupakan kode saham dari Erajaya Swasembada, sebuah perusahaan ritel dan distribusi produk elektronik. ERAA memiliki harga di pasar saham sebesar Rp412 per lembarnya.
-
EXCL (XL Axiata)
EXCL adalah kode saham milik XL Axiata, perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. Didirikan di tahun 1989, nilai saham EXCL adalah Rp2.200.
-
GGRM (Gudang Garam)
Gudang Garam yang memiliki kode saham GGRM ini adalah salah satu perusahaan produsen rokok terbesar di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1958, nilai saham GGRM adalah Rp21.450.
-
INKP (PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk)
INKP adalah perusahaan yang bergerak di sektor kertas dan pulp. INKP memiliki kapasitas produksi yang besar dan keberlanjutan lingkungan menjadi fokus perusahaan. Jenis kertas yang diproduksi oleh INKP adalah kertas dan karton berwarna, kertas fotokopi, alat-alat kantor, dan produk-produk lainnya.
-
HMSP (HM Sampoerna)
Sama halnya dengan GGRM, HMSP adalah kode saham dari perusahaan HM Sampoerna yang bergerak sebagai produsen rokok. Nilai saham dari HMSP sendiri adalah Rp985.
-
INTP (PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk)
INTP adalah perusahaan produsen semen terkemuka di Indonesia. INTP memiliki jaringan pabrik dan merek yang kuat. Potensi pertumbuhan INTP didukung oleh permintaan konstruksi yang terus meningkat. Indocement juga merupakan bagian dari perusahaan bahan bangunan terkemuka asal Jerman yaitu HeidelbergCement Group.
-
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Bumi Serpong Damai adalah salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia. Perusahaan ini fokus pada pengembangan properti perumahan, komersial, dan industri. Saham BSDE menawarkan potensi pertumbuhan jangka panjang, seiring dengan pertumbuhan industri properti di Indonesia.
-
ICBP (PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk)
ICBP adalah perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memiliki beragam produk makanan dan minuman yang dikenal di pasaran. Potensi pertumbuhan ICBP didukung oleh meningkatnya konsumsi masyarakat.
-
INCO (PT Vale Indonesia Tbk)
INCO adalah perusahaan pertambangan nikel yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan global Vale. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai 75.000 metrik ton. INCO memiliki potensi pertumbuhan melalui produksi dan penjualan nikel yang terus meningkat.
-
INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk)
INDF adalah perusahaan makanan terkemuka di Indonesia dengan beragam produk makanan dan minuman. INDF memiliki posisi yang kuat di pasar domestik. Potensi pertumbuhan INDF didukung oleh meningkatnya konsumsi masyarakat. Namun, persaingan di sektor makanan dan fluktuasi harga bahan baku perlu diperhatikan.
-
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
Bank Danamon adalah bank swasta terkemuka yang menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan. Saham BDMN menarik bagi investor karena kinerja keuangan yang kuat dan potensi pertumbuhan di sektor perbankan.
-
KLBF (PT Kalbe Farma Tbk)
KLBF adalah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia dengan berbagai produk farmasi, suplemen kesehatan, dan produk konsumen. KLBF memiliki jaringan distribusi yang luas dan merek yang kuat. Potensi pertumbuhan KLBF didukung oleh permintaan pasar yang terus bertumbuh di sektor kesehatan.
-
MYOR – PT Mayora Indah Tbk
MYOR adalah perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia dengan beragam produk konsumen. MYOR memiliki merek yang kuat dan keberagaman produk yang menjangkau berbagai segmen pasar. Dengan barang konsumsi sebagai produk utama perseroan, pertumbuhan MYOR didukung oleh konsumsi masyarakat serta populasi yang terus meningkat.
-
UNTR (PT United Tractors Tbk)
UNTR bergerak di sektor alat berat dan pertambangan. UNTR memiliki bisnis utama di distribusi alat berat dan menyediakan layanan pertambangan. Permintaan di sektor pertambangan yang terus meningkat mendukung pertumbuhan bisnis UNTR.
Cara Membeli Saham Blue Chip 2024
Untuk membeli saham blue chip pada tahun 2024, berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti:
-
Tentukan Tujuan Investasi Anda
Sebelum membeli saham blue chip, tentukan tujuan investasi Anda. Apakah Anda mencari pendapatan yang stabil, pertumbuhan jangka panjang, atau diversifikasi portofolio?
-
Lakukan Riset Saham
Lakukan riset mendalam tentang saham blue chip yang Anda minati. Analisis kinerja keuangan perusahaan, reputasi, dan prospek pertumbuhannya.
-
Buka Akun di Perusahaan Sekuritas Terpercaya
Untuk membeli saham, Anda perlu membuka akun di perusahaan sekuritas terpercaya. Pilih perusahaan dengan biaya transaksi yang wajar dan platform trading yang mudah digunakan.
-
Pahami Risiko Investasi
Pahami risiko yang terkait dengan investasi saham blue chip. Meskipun cenderung stabil, saham tetap rentan terhadap fluktuasi pasar.
-
Tentukan Jumlah Investasi
Tentukan jumlah yang akan Anda investasikan dalam saham blue chip. Pastikan Anda berinvestasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.
-
Pantau Investasi Anda
Setelah membeli saham, pantau investasi Anda secara teratur. Perhatikan kinerja saham dan perubahan di pasar yang dapat mempengaruhi investasi Anda.
Baca Juga: Daftar Broker Saham Terbaik di Indonesia dan Internasional
Kinerja Saham Blue Chip selama Tahun 2023
Awal tahun 2023 menunjukkan performa yang cukup menggembirakan untuk saham blue chip, dengan mempertimbangkan laporan keuangan emiten-emiten tersebut pada tahun 2022. Selain itu, prospek positif juga diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2023, terutama karena mendekati periode pemilihan umum.
Lalu, saat erdagangan bursa saham 2023 sudah tutup buku pada Jumat, 29 Desember 2023, mayoritas indeks saham berhasil mencetak kinerja positif, termasuk untuk LQ45. Indeks saham blue chip tersebut menguat 3,56% sepanjang tahun lalu.
Harus diakui jika dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), laju LQ45 terpantau cukup tertinggal. IHSG melejit 6,16% sepanjang 2023, sehingga mencapai posisi 7.272,8. Meski begitu, kenaikan LQ45 masih lebih tinggi ketimbang indeks saham lain seperti IDX30 dan IDX80, yang hanya tumbuh 1,45% dan 1,81%.
Memasuki tahun 2024, beberapa analis meramalkan bahwa pasar saham akan tumbuh positif. Hal ini tercermin dari kenaikan IHSG. Sedangkan untuk mendorong IHSG, LQ45 memegang peranan penting, mengingat indeks ini diisi oleh saham blue chip dan sebagian punya bobot besar. Kabar baiknya, para analis meramalkan LQ45 akan terus melaju pada 2024, sehingga tetap moncer sebagai pilihan investasi. Katalis pendorongnya adalah kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang kondusif.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa saham blue chip adalah saham yang berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi baik, setidaknya dalam skala nasional, karena kualitas kesehatan finansialnya sudah teruji selama bertahun-tahun, walaupun keadaan ekonomi tidak baik sekalipun cenderung tetap menghasilkan keuntungan.
Bagi para investor pemula disarankan untuk membeli saham-saham blue chip karena sudah terbukti nilai sahamnya tidak berpengaruh signifikan meskipun keadaan ekonomi di dalam negeri dan luar negeri sedang tidak baik-baik saja.
Tentunya sebelum memulai investasi, ada baiknya Anda membaca terlebih dahulu profil perusahaan yang kalian ingin beli dan juga laporan keuangannya agar lebih mantap membeli saham-saham perusahaan blue chip tersebut.