Pertumbuhan Nilai Investasi dengan Bunga Majemuk!
3 menit baca
Di era yang penuh kemudahan seperti sekarang ini,mengembangkan uang melalui investasi menjadi pilihan banyak orang, terlebih investasi memang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan masa depan. Namun, banyak orang belum tahu bahwa pertumbuhan nilai investasi harus ditargetkan dan disimulasikan agar Anda bisa menentukan instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan.
Nilai Investasi di Masa Depan
Saat ingin berinvestasi untuk, banyak orang memulai dengan sebuah pertanyaan dalam benak seperti “Bila saya investasi Rp 10 juta, berapa nilainya di masa depan?”, nah sebentar lagi kita akan bahas tuntas ya!
Jangka Waktu Investasi
Sebelum mulai berinvestasi, Anda harus ketahui dulu, apa kebutuhan Anda di masa depan dan kapan Anda mau mewujudkannya? Karena, setiap instrumen investasi dan aset memiliki karakteristik tersendiri. Risikonya berbeda, imbal hasilnya juga berbeda-beda. Secara garis besar investasi terbagi ke dalam tiga bagian berdasarkan rencana kebutuhan dan goals keuangan anda, yaitu investasi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Investasi Jangka Pendek
Anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1 tahun kedepan. Misalnya untuk liburan akhir tahun,atau sekedar mengupgrade gadget Anda. Aset dan investasinya harus likuid, dengan imbal hasil dan risiko tidak terlalu besar. Contoh investasinya: Deposito, Obligasi dan Sukuk Jangka Pendek, serta investasi lainnya.
Investasi Jangka Menengah
Investasi yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan 2-5 tahun. Misalnya untuk persiapan biaya menikah, biaya sekolah anak, atau menyiapkan dp beli rumah. Aset dan investasinya biasanya memiliki jangka waktu tertentu agar bisa mendapatkan keuntungan seperti Sukuk, Obligasi, Surat Berharga Negara, Emas, dll.
Investasi Jangka Panjang
Dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dan impian lebih dari 5 tahun lagi. Misalnya untuk naik haji atau pensiun dini di usia 40-an tahun. Aset dan investasinya biasanya memiliki imbal hasil yang cukup tinggi, tapi risikonya juga relatif tinggi. Contohnya seperti saham dan properti. Dalam investasi jangka panjang, modal investasi Anda berpotensi mengalami pertumbuhan signifikan, terlebih dengan adanya compound interest.
Mengenal Bunga Majemuk (Compound Interest)
Bunga majemuk sebenarnya berasal dari modal awal dan akumulasi keuntungan setiap periode sebelumnya, sehingga besar keuntungan bergulung setiap periodenya tidak sama. Jadi bisa disimpulkan bunga majemuk atau bunga berbunga bisa terjadi bila Anda menginvestasikan keuntungan Anda kembali.
Contoh Investasi Bunga Majemuk
Bila Anda menginvestasikan uang Rp 10 juta ke sebuah aset dengan imbal hasil 10%, berarti di 1 tahun pertama Anda akan mendapat keuntungan Rp 100 ribu. Namun, karena keuntungan tadi Anda investasikan kembali, di tahun kedua keuntungan Anda jadi Rp 110 ribu. Nah, bayangkan bila Anda konsisten melakukan hal tersebut selama 10 tahun, Anda akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda, dengan catatan Anda bisa menemukan investasi yang memberikan imbal hasil secara konsisten juga.
Ilustrasi di atas hanya contoh saja ya, target imbal hasil atau keuntungan investasi bisa menyesuaikan dengan tujuan keuangan Anda, bila Anda mau imbal hasil 5%, 8%, 15%, atau bahkan 20%. Selain menentukan imbal hasil, tentu yang menjadi “PR” berikutnya adalah bagaimana Anda menemukan investasi yang bisa memberikan keuntungan seperti yang Anda harapkan. Apalagi, bila target imbal hasil Anda terbilang tinggi. Oiya, bila Anda ingin memiliki Perhitungan Investasi Bunga Majemuk, Bizhare sudah menyiapkan file excelnya yang bisa kamu download.
Ekspektasi Imbal Hasil Investasi
Sebagai gambaran saja, pada bulan November 2022 ini bunga deposito di salah satu Bank Konvensional di Indonesia berada di kisaran 2,25%-2,50%. Jadi, Bila Anda mampu menemukan investasi yang mampu memberikan imbal hasil >7% saja secara konsisten dalam jangka panjang itu sudah bagus sekali.
Bagaimana? Apakah Anda sudah mempersiapkan bahkan memulai investasi Anda dalam jangka panjang? Satu hal yang harus Anda ketahui juga, bahwa setiap instrumen investasi memiliki risiko yang berbeda-beda. Jadi, Anda harus bisa menyeimbangkan ekspektasi imbal hasil, profil risiko, serta modal yang Anda miliki.
Selamat Berinvestasi Bizharian!