Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal & Contohnya
4 menit baca
Pasar uang dan pasar modal adalah dua konsep penting dalam dunia keuangan. Keduanya memiliki peran yang berbeda dalam mengalokasikan dana dan investasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara pasar uang dan pasar modal beserta contohnya.
Pengertian Pasar Uang
Pasar uang adalah tempat di mana instrumen keuangan dengan jangka waktu pendek diperdagangkan. Instrumen-instrumen ini umumnya memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun. Tujuan utama dari pasar uang adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka pendek dari perusahaan, pemerintah, dan individu.
Contoh instrumen yang diperdagangkan di pasar uang adalah:
- Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
- Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
- Deposito
- Promissory Notes
- Treasury Bills
- Banker’s Acceptance
- Commercial Paper
- Call Money
Baca Juga: Pasar Uang: Pengertian, Ciri-ciri, & Bedanya dengan Pasar Modal
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar keuangan di mana berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperdagangkan. Tujuan dari pasar modal adalah untuk memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk memperoleh dana jangka panjang dengan menjual saham atau obligasi kepada investor.
Contoh instrumen yang diperdagangkan di pasar modal adalah:
- Saham
- Obligasi
- Reksa dana
Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar uang dan pasar modal memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal instrumen investasi, jangka waktu, tujuan investasi, mekanisme pasar, likuiditas, otoritas pengawasan, dan tingkat risiko. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
-
Instrumen Investasi
Instrumen investasi di pasar uang umumnya bersifat jangka pendek dan memiliki risiko yang relatif rendah. Contohnya adalah surat utang jangka pendek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan commercial paper. Investasi real estate dalam konteks pasar uang bisa berupa investasi properti yang diharapkan memberikan return dalam jangka pendek.
Sementara itu, instrumen investasi di pasar modal lebih beragam dan cenderung bersifat jangka panjang. Saham merupakan salah satu instrumen utama di pasar modal, yang memberikan kepemilikan atas suatu perusahaan. Selain itu, terdapat juga obligasi yang merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.
Baca Juga: Literasi Keuangan: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya
-
Jangka Waktu
Pasar uang menyediakan fasilitas pertemuan antara pemilik dana yang memiliki dana berlebih dan peminjam yang membutuhkan dana dalam jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun. Transaksi di pasar uang biasanya berlangsung dalam waktu singkat dan sifatnya sementara.
Sementara di pasar modal, investor menanamkan modalnya dalam jangka waktu yang lebih panjang, biasanya lebih dari satu tahun. Investasi di pasar modal memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham atau dividen yang dibagikan oleh perusahaan.
-
Tujuan Investasi
Investor di pasar uang biasanya memiliki tujuan untuk menjaga keamanan dana mereka dan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga atau imbal hasil yang sudah disepakati. Investor pasar uang cenderung memilih instrumen investasi yang stabil dan memiliki risiko rendah.
Di sisi lain, tujuan utama investor di pasar modal adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari investasi mereka. Mereka bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham atau dividen yang dibagikan oleh perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Instrumen Investasi, Jangka Waktu, Hingga Jenis-Jenisnya
-
Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar uang relatif lebih sederhana dibandingkan pasar modal. Investor cukup melakukan transaksi langsung dengan pihak yang menyediakan instrumen pasar uang, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
Di pasar modal, proses penerbitan saham atau obligasi melibatkan proses yang lebih kompleks. Emiten harus bekerja sama dengan underwriter untuk menerbitkan saham atau obligasi, dan proses tersebut melibatkan uji kelayakan serta persetujuan dari otoritas terkait sebelum saham atau obligasi dapat diperdagangkan di pasar modal.
-
Likuiditas
Investasi pasar uang cenderung lebih likuid, artinya lebih mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai. Hal ini karena instrumen pasar uang seperti deposito berjangka atau obligasi memiliki jangka waktu tertentu dan bisa diuangkan sebelum jatuh tempo dengan risiko bunga atau imbal hasil yang lebih rendah.
Sementara itu, investasi di pasar modal memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah. Setelah membeli saham, investor tidak bisa secara langsung mengembalikan saham tersebut kepada perusahaan dan mendapatkan uang kembali. Untuk mendapatkan uang kembali, investor harus menjual sahamnya kepada investor lain di pasar sekunder.
Baca Juga: Memahami Likuiditas Investasi dan Cara Menghitungnya
-
Otoritas Pengawasan
Pasar uang diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk mengatur kegiatan pasar uang agar tetap berjalan dengan lancar dan stabil.
Di sisi lain, pasar modal diawasi oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur kegiatan di pasar modal agar berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
-
Tingkat Risiko
Pasar uang umumnya memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada pasar modal. Hal ini dikarenakan instrumen pasar uang cenderung lebih stabil dan memiliki jangka waktu yang singkat. Sehingga, investor yang cenderung menghindari risiko lebih memilih untuk berinvestasi di pasar uang.
Pasar modal memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada pasar uang. Kondisi pasar yang fluktuatif dapat menyebabkan harga saham berubah-ubah dan investor bisa mengalami kerugian jika harga saham turun. Namun, pasar modal juga menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi bagi investor yang siap mengambil risiko.
Baca Juga: Risiko Investasi: Pengertian dan Cara Meminimalisirnya
Investasi lewat Bizhare dan #AmankanMasaDepanMu Sekarang
Mengelola investasi dengan bijak menjadi semakin penting di tengah dinamika ekonomi yang makin tidak bisa ditebak. Salah satu cara untuk melindungi diri dari dampak risiko penyusutan nilai ekonomi adalah dengan melakukan investasi yang cerdas, cermat, dan terukur.
Apabila Anda menginvestasikan uang pada saham, sukuk, reksa dana, emas, berlian, atau bisnis franchise, Anda akan menghasilkan uang lewat passive income selama 24 jam, bahkan saat tidur sekalipun.
Baca Lengkap: Skema Investasi Bisnis & Pendanaan di Bizhare, Transparan & Aman!
Dengan memiliki sumber passive income yang stabil, Anda dapat lebih siap menghadapi ketidakpastian ekonomi, khususnya selama resesi. Masa depan Anda akan terjamin damai, tenang, dan bahagia.
Salah satunya, Anda bisa berinvestasi di aneka jenis platform crowdfunding seperti Bizhare. Bizhare menyediakan layanan investasi dengan jumlah mulai dari Rp10 juta. Secara eksklusif, Bizhare juga menawarkan investasi khusus dengan nilai mulai dari Rp50 juta, tentunya dengan jaminan dividend yield yang lebih besar.
Ada banyak keunggulan yang ditawarkan Bizhare, salah satunya adalah kenyamanan dalam berinvestasi dengan jumlah yang sesuai dengan kemampuan Anda. Selain itu, Bizhare telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang memberikan perlindungan tambahan bagi para investor.
Baca Lengkap: Panduan Berinvestasi di Bizhare
Bersama platform securities crowdfunding pertama Indonesia Bizhare, amankan masa depan Anda dengan kemerdekaan finansial seutuhnya. Jika Anda adalah salah satu orang yang ingin masa depannya cerah, silakan klik button di bawah ini.