Perbedaan Obligasi Syariah dan Konvensional, Mana yang Lebih Cuan?
3 menit baca
Bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar keuangan, ada banyak pilihan instrumen investasi yang tersedia, salah satunya adalah obligasi. Namun, dalam pasar obligasi terdapat dua jenis obligasi utama, yakni konvensional dan syariah. Kira-kira, apa perbedaan obligasi syariah dan konvensional, dan mana yang lebih menguntungkan? Berikut ulasan selengkapnya!
Apa itu Obligasi Syariah?
Obligasi syariah atau sukuk adalah jenis obligasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Obligasi ini harus mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan dalam hukum Islam, seperti larangan riba dan investasi dalam industri yang dilarang oleh hukum Islam seperti minuman keras, perjudian, dan pornografi.
Obligasi syariah juga harus memastikan bahwa penggunaan dana investor dilakukan secara adil dan transparan, serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Keuntungan dari obligasi syariah diperoleh dari bagi hasil, bukan bunga seperti pada obligasi konvensional.
Baca Juga: Obligasi Syariah: Investasi Halal yang Menguntungkan
Apa itu Obligasi Konvensional?
Obligasi konvensional adalah jenis obligasi yang umumnya dijual di pasar keuangan secara umum. Obligasi ini menghasilkan keuntungan bagi investor dalam bentuk bunga atau kupon, yang dibayarkan secara berkala selama masa jatuh tempo obligasi.
Sama seperti obligasi syariah, obligasi konvensional juga dikeluarkan oleh pemerintah, perusahaan, atau lembaga keuangan lainnya sebagai sarana untuk meminjam uang dari investor. Namun, obligasi konvensional tidak terikat pada prinsip-prinsip syariah Islam, sehingga tidak perlu mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan dalam hukum Islam.
Baca Juga: Penjelasan Obligasi, Jenis, dan Perbedaan dengan Saham
Apa Perbedaan Antara Obligasi Syariah dan Konvensional?
Ada beberapa perbedaan utama antara obligasi syariah dan konvensional. Berikut ulasan selengkapnya!
-
Perbedaan dalam Prinsip Dasar
Prinsip dasar memainkan peran penting dalam pengelolaan obligasi syariah dan konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam prinsip-prinsip antara keduanya:
- Keuntungan
Dalam obligasi syariah, penghasilan yang dihasilkan berasal dari keuntungan usaha yang halal. Sedangkan dalam obligasi konvensional, penghasilan yang dihasilkan berasal dari bunga atau keuntungan yang dihasilkan oleh penerbit obligasi.
- Prinsip riba
Dalam obligasi syariah, tidak ada prinsip riba. Riba adalah bunga atau keuntungan yang dikenakan pada hutang atau pinjaman. Dalam Islam, riba dianggap sebagai dosa besar. Sedangkan dalam obligasi konvensional, bunga atau keuntungan adalah bagian integral dari instrumen keuangan.
- Prinsip bagi hasil
Dalam obligasi syariah, penghasilan yang dihasilkan dibagi antara investor dan penerbit obligasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Sedangkan dalam obligasi konvensional, investor menerima penghasilan dalam bentuk bunga tetap yang telah disepakati.
-
Perbedaan dalam Risiko
Ada perbedaan dalam risiko yang terkait dengan obligasi syariah dan konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam risiko antara keduanya:
- Risiko bisnis
Dalam obligasi syariah, investor berbagi risiko bisnis dengan penerbit obligasi. Jadi, jika usaha yang dibiayai oleh obligasi syariah tidak berhasil, investor juga akan mengalami kerugian. Sedangkan dalam obligasi konvensional, risiko bisnis ditanggung sepenuhnya oleh penerbit obligasi.
- Risiko likuiditas
Obligasi syariah lebih sulit untuk dijual kembali di pasar sekunder karena instrumen ini tidak diterbitkan dalam jumlah yang sama seperti obligasi konvensional. Sehingga, investor mungkin mengalami kesulitan dalam menjualnya jika mereka membutuhkan uang secara cepat. Sedangkan obligasi konvensional lebih likuid karena diterbitkan dalam jumlah yang lebih besar dan lebih mudah dijual kembali.
Baca Juga: Risiko Investasi Sukuk dan Cara Mitigasinya
-
Perbedaan dalam Struktur
Struktur juga memainkan peran penting dalam obligasi syariah dan konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam struktur antara keduanya!
- Struktur pembiayaan
Dalam obligasi syariah, investor memberikan dana kepada penerbit obligasi untuk digunakan dalam proyek bisnis. Sementara itu, dalam obligasi konvensional, investor memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi.
- Struktur pengelolaan
Dalam obligasi syariah, pengelolaan dana dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah untuk memastikan bahwa investasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan dalam obligasi konvensional, pengelolaan dana dilakukan oleh manajer investasi.
-
Perbedaan dalam Penilaian
Ada perbedaan dalam cara penilaian obligasi syariah dan konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam penilaian antara keduanya:
- Penilaian keuangan
Dalam obligasi syariah, penerbit obligasi dan investor mempertimbangkan keuangan dari perspektif usaha dan berbagi keuntungan dan kerugian. Sedangkan dalam obligasi konvensional, penerbit obligasi menanggung beban biaya pinjaman sendiri.
- Penilaian sosial
Dalam obligasi syariah, penilaian sosial juga menjadi pertimbangan penting karena harus memastikan bahwa proyek bisnis yang dibiayai sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan dalam obligasi konvensional, penilaian sosial biasanya tidak menjadi pertimbangan utama.
-
Perbedaan dalam Regulasi
Regulasi juga memainkan peran penting dalam obligasi syariah dan konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam regulasi antara keduanya:
- Regulasi Syariah
Obligasi syariah diatur oleh badan regulasi Syariah, seperti Majelis Ulama Indonesia. Regulasi ini memastikan bahwa obligasi syariah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.
- Regulasi Konvensional
Obligasi konvensional diatur oleh lembaga regulasi keuangan, seperti Otoritas Jasa Keuangan. Regulasi ini memastikan bahwa obligasi konvensional memenuhi standar keuangan yang ditetapkan.
Baca Juga: Mitigasi Risiko Sukuk yang Telat Bayar Imbal Hasil atau Pokok di Bizhare
Dari sini dapat disimpulkan bahwa obligasi syariah dan konvensional memiliki perbedaan yang signifikan, khususnya dalam hal prinsip investasi, risiko, struktur, penilaian, dan regulasi.
Meskipun ada beberapa kesamaan antara keduanya, investor harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan ini sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam salah satu instrumen tersebut.