Pahami Analisis Fundamental Saham agar Anda Semakin Cuan
4 menit baca
Sebelum memulai investasi saham, Anda perlu melakukan sejumlah analisis untuk mendapatkan keuntungan sebagai seorang investor. Analisis yang biasanya digunakan oleh investor adalah analisis fundamental. Analisis Fundamental atau Fundamental Analisis adalah teknik analisa yang memperhitungkan berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi, dan pasar makro-mikro.
Memahami Apa itu Analisis Fundamental Saham
Metode awal yang biasa dipakai saat melakukan analisis fundamental saham adalah menjaring atau menulis daftar saham-saham yang diperkirakan punya perkiraan fundamental yang oke. Nah, terdapat dua pendekatan untuk menganalisis secara fundamental performa suatu perusahaan bagi seorang investor yakni dengan cara top-down, yaitu melakukan pengamatan yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, sektor industri, sampai perusahaan. Anda juga bisa menggunakan pendekatan bottom up yaitu melakukan pengamatan yang dimulai dari perusahaan, sektor industri, sampai kondisi ekonomi makro. Guna mengetahuinya lebih jelas, berikut penjelasan nya:
Pendekatan Top-Down
Saat investor melihat gambaran umum dari suatu perusahaan yang dituju. Dengan pendekatan ini, seorang investor akan percaya jika kondisi suatu perusahaan secara umum baik secara keseluruhan komponennya. Pendekatan dari atas ke bawah, dimulai dengan beberapa hal mulai dari kondisi makro global dan dalam negeri, kemudian prospek pertumbuhan sektor, serta fundamental perusahaan. Jika empat hal itu positif, artinya perusahaan memiliki masa depan cemerlang bagi Anda yang ingin berinvestasi.
Pendekatan Bottom-Up
Berbalik dengan top-down, pendekatan bottom-up adalah saat seorang investor melihat lebih dulu detail dari suatu perusahaan seperti kondisi keuangan perusahaan, serta kompetisi dengan kompetitornya, daripada fokus pada faktor kondisi ekonomi domestik atau global, perkembangan suatu sektor, atau faktor lain yang berada di luar saham Seorang. Investor bakal mengkaji lebih dalam kondisi perusahaan hingga dapat kesimpulan apakah perusahaan tersebut memberikan dampak positif di masa depan.
Rasio Analisis Fundamental Saham
Lewat analisis fundamental, seorang investor bisa memperkirakan nilai intrinsik perusahaan untuk menentukan apakah harga saham yang ditawarkan di pasar saham undervalue atau overvalue. Jika tahu soal informasi ini, seorang investor bisa memutuskan pembelian atau penjualan saham. Berikut merupakan rasio-rasio yang Anda harus ketahui dalam analisis fundamental Saham:
Analisis Fundamental Earning Per Share (EPS)
Melalui metode ini Anda dapat mengetahui laba dari per lembar saham. Menghitung EPS ini sebenarnya cukup mudah, berikut Bizhare sajikan rumus nya:
Rumus EPS:
EPS= Laba Bersih:Saham Beredar
Contoh:
Bila Anda ingin membeli Saham perusahaan A yang memiliki laba bersih Rp 400.000.000 di tahun 2022 dan ada 100.000 saham beredar. Berarti, EPS nya adalah Rp 4.000 per lembar saham.
Sedikit tips, akan lebih baik bila EPS dari sebuah Saham memiliki peningkatan nilai dari tahun ke tahun. Dikarenakan, hal tersebut menandakan bahwa laba bersih perusahaan tersebut juga meningkat dari waktu ke waktu.
Analisis Fundamental Price to Earning Ratio (PER)
Melalui metode ini Anda dapat mengetahui dan memperkirakan nilai sebuah saham perusahaan. Jadi, Anda dapat mengukur apakah harga dari sebuah Saham kemahalan atau tidak. Menghitung PER ini sebenarnya cukup mudah, berikut Bizhare sajikan rumusnya:
Rumus PER:
PER= Harga Saham:Laba Per Lembar Saham (EPS)
Contoh:
Bila perusahaan A yang tadi Anda hitung EPS nya sebesar Rp 4.000 per lembar saham dan harga sahamnya Rp 20.000 per lembar, berarti hasil PER nya adalah 5x. Hal tersebut bermakna, Anda harus membayar Rp 5 untuk memperoleh setiap satu rupiah earnings perusahaan. Sedikit tips, carilah saham yang memiliki PER lebih rendah di industrinya, sebab semakin kecil PER berarti akan semakin baik.
Analisis Fundamental Price to Book Value (PBV)
Selain menggunakan PER, PBV juga bisa digunakan untuk memperkirakan nilai sebuah saham perusahaan kemahalan atau tidak. Menghitung PBV ini melalui 2 tahap, yang Anda harus cari tahu adalah nilai ekuitas dari perusahaan, harga saham per lembar, serta jumlah saham beredar. Berikut Bizhare sajikan rumusnya:
Book Value per lembar saham (BV)
BV= Nilai Ekuitas:Jumlah Saham Beredar
Contoh:
Perusahaan A memiliki nilai ekuitas Rp 2.0000.000.000 dengan saham beredar sebanyak 100.000. Berarti , book value per lembar adalah Rp 20.000. Selanjutnya, Anda tinggal menghitung PBV dengan rumus:
Price to Book Value (PBV)= Harga Saham saat ini:Nilai buku per lembar Saham
Contoh:
Harga Saham perusahaan A Rp 20.000, dengan nilai buku per lembar saham Rp 20.000 juga, berarti PBV nya adalah 1.
Secara umum, saham dengan nilai PBV di atas 1 dianggap mahal karena mencerminkan harga saham yang melebihi nilai buku perusahaan. Sebaliknya, saham dengan nilai PBV kurang dari 1 dianggap murah sehingga banyak dicari investor.
Walau demikian, patut diketahui bahwa tidak selamanya PBV < 1 berarti saham tersebut murah atau undervalue, dan begitu juga sebaliknya saham dengan PBV > 1 berarti valuasinya mahal dan tidak layak di beli, tidak selalu seperti itu.
Bisa jadi saham yang memiliki nilai PBV kurang dari 1 disebabkan oleh perusahaan tersebut memiliki banyak utang, atau memang prospek perusahaan ke depannya kurang baik, dan perusahaan dengan PBV lebih dari 1 memang memiliki performa yang cemerlang. Kuncinya adalah Anda harus mengkombinasikan beberapa analisis fundamental dan menyesuaikan dengan industri perusahaan serta tren yang terjadi.
Analisis Fundamental Dividend Yield
Melalui metode ini Anda dapat mengetahui imbal hasil per tahun dari investasi saham yang Anda lakukan. Jadi, Anda dapat memperkirakan kapan untuk balik modal dan memperoleh keuntungan. Berikut Bizhare sajikan rumus untuk menghitung Dividend Yield:
Rumus Dividend Yield:
Dividend Yield= Dividend per Lembar Saham:Harga Saham (EPS) x 100
Contoh:
Bila perusahaan A membagikan dividend per tahun sebesar Rp 3.000 per lembar dengan harga saham Rp 20.000 per lembar, berarti dividend yield Saham perusahaan A sebesar 15% per tahun. Bila perusahaan konsisten memiliki Yield sebesar itu, maka Anda akan balik modal kurang lebih setelah 6 tahun.
Bagaimana? Apakah Anda sedikit banyak sudah mengetahui kan bagaimana melakukan analisis fundamental? Oiya, selain melakukan analisa Fundamental di atas, ada banyak rasio terkait Analisis Fundamental lain yang bisa Anda hitung. Keuntungan dari berinvestasi saham memang menggiurkan, namun sebelum membeli sebuah saham ada baiknya Anda pertimbangkan dulu berbagai hal termasuk analisis fundamental.
Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam berinvestasi Saham ya!