Return of Investment (ROI): Pengertian, Tujuan, dan Rumusnya
4 menit baca
Investasi adalah langkah yang umum diambil oleh individu atau perusahaan untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang. Namun, untuk mengevaluasi sejauh mana investasi tersebut berhasil, diperlukan ukuran yang objektif. Di sinilah return of investment (ROI) menjadi penting.
Pengertian Return of Investment (ROI)
Return of investment (ROI) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu investasi.
ROI menggambarkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk investasi tersebut.
ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja investasi yang berbeda. ROI menjadi instrumen yang penting dalam menganalisis apakah suatu investasi menguntungkan atau tidak.
Dengan menggunakan ROI, investor dapat mengevaluasi keberhasilan investasi mereka dan membuat keputusan yang lebih cerdas dalam mengalokasikan sumber daya.
Baca Juga: Apa Itu Return: Pengertian, Komponen, dan Faktor yang Memengaruhinya
Faktor yang Dapat Memengaruhi Return On Investment (ROI)
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi ROI dalam investasi. Beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan adalah:
- Perubahan Nilai Investasi: Perubahan nilai investasi dapat berdampak signifikan pada ROI. Jika nilai investasi meningkat, ROI akan meningkat, dan sebaliknya.
- Pendapatan dan Pengeluaran: Tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh investasi dan tingkat pengeluaran yang terkait dengan investasi akan mempengaruhi ROI. Semakin tinggi pendapatan dan semakin rendah pengeluaran, semakin tinggi ROI.
- Durasi Investasi: Durasi investasi juga berpengaruh pada ROI. Semakin lama investasi dipegang, semakin besar kemungkinan ROI meningkat.
- Risiko Investasi: Tingkat risiko yang terkait dengan investasi dapat memengaruhi ROI. Investasi dengan risiko yang lebih tinggi cenderung memiliki ROI yang lebih tinggi, tetapi juga memiliki potensi kerugian yang lebih besar.
- Biaya Modal: Biaya modal yang digunakan untuk membiayai investasi dapat mempengaruhi ROI. Semakin rendah biaya modal, semakin tinggi ROI.
Jenis Return on Investment (ROI) dalam Investasi
Dalam investasi, terdapat beberapa jenis ROI yang sering digunakan. Beberapa jenis ROI yang umum meliputi:
- ROI Absolut: ROI absolut adalah perhitungan ROI yang menghitung keuntungan bersih yang dihasilkan oleh investasi tanpa memperhatikan waktu atau biaya.
- ROI Tertimbang: ROI tertimbang adalah perhitungan ROI yang mempertimbangkan faktor-faktor tertentu seperti durasi investasi atau tingkat risiko.
- ROI Bersih: ROI bersih adalah perhitungan ROI yang memperhitungkan semua pendapatan dan pengeluaran yang terkait dengan investasi.
- ROI Berjangka: ROI berjangka adalah perhitungan ROI yang memperhitungkan nilai waktu dari uang dan menghitung keuntungan berdasarkan periode tertentu.
Manfaat Analisis Return on Investment (ROI)
Analisis return on investment (ROI) memiliki manfaat yang signifikan dalam konteks investasi. Beberapa manfaat utama dari analisis ROI adalah:
-
Mengukur Kinerja Investasi
ROI memungkinkan investor untuk mengukur kinerja investasi mereka secara objektif. Dengan mengetahui ROI, investor dapat mengevaluasi apakah investasi mereka menghasilkan keuntungan yang memadai.
-
Membandingkan Investasi
ROI memungkinkan investor untuk membandingkan kinerja investasi yang berbeda. Dengan memperhatikan ROI, investor dapat memilih investasi yang paling menguntungkan dan mengoptimalkan portofolio mereka.
-
Membantu Pengambilan Keputusan
Analisis ROI dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. Dengan mempertimbangkan ROI, investor dapat mengevaluasi risiko dan potensi keuntungan dari investasi tertentu.
-
Mengidentifikasi Investasi yang Buruk
Dengan menggunakan ROI, investor dapat mengidentifikasi investasi yang kurang menguntungkan atau yang tidak sesuai dengan tujuan investasi mereka. Hal ini dapat membantu investor menghindari kerugian yang tidak perlu.
Kelemahan Analisis Return On Investment (ROI)
Namun, analisis return on investment (ROI) juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Beberapa kelemahan analisis ROI adalah:
-
Tidak Memperhitungkan Faktor Kualitatif
ROI hanya memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif, seperti pendapatan dan biaya. Faktor-faktor kualitatif, seperti reputasi merek atau kepuasan pelanggan, tidak diukur dalam ROI.
-
Tidak Menggambarkan Risiko
ROI tidak sepenuhnya menggambarkan tingkat risiko yang terkait dengan investasi. Investasi dengan ROI yang tinggi dapat memiliki risiko yang lebih tinggi pula.
-
Asumsi yang Diperlukan
Perhitungan ROI sering kali melibatkan asumsi yang harus dibuat, seperti tingkat diskon atau tingkat pengembalian yang diharapkan. Asumsi yang tidak akurat dapat mempengaruhi keakuratan perhitungan ROI.
Baca Juga: Mengenal Instrumen Investasi, Jangka Waktu, Hingga Jenis-Jenisnya
Rumus dan Cara Menghitung Return on Investment (ROI)
Rumus dasar untuk menghitung return on investment (ROI) adalah sebagai berikut:
ROI = ((Keuntungan Bersih – Biaya Investasi) / Biaya Investasi) x 100%
Dalam rumus di atas, “Keuntungan Bersih” adalah pendapatan bersih yang dihasilkan oleh investasi setelah dikurangi dengan pengeluaran yang terkait. “Biaya Investasi” adalah jumlah total uang yang diinvestasikan dalam proyek atau aset.
Contoh praktis perhitungan ROI adalah sebagai berikut:
Anda menginvestasikan Rp10.000.000 dalam saham dan pada akhir tahun, Anda memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp2.000.000. Maka, ROI dapat dihitung sebagai berikut:
ROI = ((Rp 2.000.000 – Rp 10.000.000) / Rp 10.000.000) x 100% = -80%
Dalam contoh ini, ROI adalah -80%, yang menunjukkan bahwa investasi mengalami kerugian sebesar 80%.
Berapa Persen Return on Investment (ROI) yang Ideal?
Persentase ROI yang dianggap ideal dapat bervariasi tergantung pada industri dan tujuan investasi. Tidak ada persentase ROI yang universal yang dapat dianggap sebagai “ideal” untuk semua situasi. Investasi yang menghasilkan ROI yang tinggi biasanya dianggap lebih baik, tetapi juga dapat memiliki risiko yang lebih tinggi.
Beberapa sumber menyebut bahwa ROI yang diharapkan dari investasi sebaiknya lebih tinggi daripada tingkat bunga deposito, yang pada umumnya sekitar 5%. Namun, hal ini dapat berbeda tergantung pada risiko dan potensi keuntungan investasi yang spesifik.
Sumber lain menyebutkan bahwa ROI yang dianggap baik adalah ROI yang dapat mengalahkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi biasanya berfluktuasi, namun sebagai contoh, jika tingkat inflasi adalah 3%, maka ROI yang diharapkan seharusnya lebih tinggi dari 3% agar nilai riil investasi meningkat
Penting untuk mempertimbangkan konteks investasi saat menentukan persentase ROI yang dianggap ideal. ROI yang baik dalam satu industri atau jenis investasi mungkin tidak sesuai dalam konteks yang lain. Selain itu, tujuan investasi juga dapat mempengaruhi pandangan terhadap persentase ROI yang dianggap ideal.
Baca Juga: Rasio Investasi: Definisi, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Dari ulasan di atas, bisa disimpulkan bahwa return on investment (ROI) adalah alat penting dalam menganalisis keberhasilan investasi.
Melalui perhitungan ROI, investor dapat mengevaluasi kinerja investasi mereka dan membuat keputusan yang lebih cerdas dalam mengalokasikan sumber daya.
Dengan mempertimbangkan ROI dan informasi lainnya, Teman Bizharian yang juga investor dapat mengoptimalkan portofolio dan mencapai tujuan investasi yang diinginkan.