Lead Time: Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Contohnya
4 menit baca
Lead time adalah salah satu elemen kunci dalam dunia bisnis modern. Sebagai parameter yang mengukur interval antara permintaan pelanggan hingga produk atau layanan tersedia, lead time memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian lead time, fungsi, rumus, hingga contohnya dalam hidup sehari-hari.
Pengertian Lead Time
Lead time dapat diartikan sebagai total waktu yang diperlukan dari awal proses produksi hingga produk atau layanan tersebut tersedia untuk dikirim kepada pelanggan. Dalam perhitungannya, lead time mencakup berbagai tahapan, seperti proses produksi, distribusi, hingga pengiriman akhir ke pelanggan.
Sementara itu, menurut Investopedia, lead time adalah durasi antara dimulainya sebuah proses hingga proses tersebut berakhir. Dalam bahasa Indonesia, lead time sering disebut sebagai “waktu tunggu”.
Pemahaman yang baik terhadap lead time memungkinkan perusahaan untuk mengelola waktu dengan efisien, menghindari keterlambatan, dan meningkatkan kualitas layanan.
Baca Juga: 20 Faktor Penyebab Kegagalan Usaha dan Solusinya
Jenis-Jenis Lead Time
Dalam praktik implementasinya, berbagai jenis lead time kerap dijumpai dan memiliki peran masing-masing. Jenis-jenis lead time tersebut antara lain:
-
Customer Lead Time
Customer lead time mencakup rentang waktu sejak proses pemesanan produk oleh konsumen hingga pihak produsen mengonfirmasi pesanan tersebut.
-
Material Lead Time
Material lead time mencakup waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan pemesanan bahan-bahan dari pemasok hingga menerima konfirmasi ketersediaan bahan tersebut.
-
Production Lead Time
Production lead time adalah total waktu yang diperlukan untuk membuat produk, mulai dari ketersediaan bahan-bahan hingga pengiriman produk kepada konsumen.
-
Cumulative Lead Time
Cumulative lead time mencakup total akumulasi waktu dari material lead time hingga production lead time. Dengan kata lain, cumulative lead time adalah durasi keseluruhan mulai dari konfirmasi produk oleh produsen hingga pengiriman kepada konsumen.
Baca Juga: Business Plan: Pengertian, Jenis, & Manfaatnya
Komponen Lead Time
Ada enam komponen utama yang saling melengkapi dan berperan dalam membentuk lead time. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai setiap komponen:
-
Waktu Pra-Proses
Waktu pra-proses atau pemrosesan awal adalah total waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan semua pesanan, merespons permintaan pengisian ulang atau restock, dan merencanakan pemenuhan pesanan.
-
Waktu Proses
Waktu proses adalah alokasi waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengolah produk setelah mengonfirmasi pesanan dari konsumen.
-
Waktu Tunggu
Waktu tunggu merujuk pada interval waktu antara proses pengadaan suatu barang hingga dimulainya aktivitas produksi.
-
Waktu Pengiriman
Sesuai dengan namanya, waktu pengiriman adalah durasi yang diperlukan untuk mentransfer barang produksi dari perusahaan hingga tiba di tangan konsumen.
-
Waktu Inspeksi
Komponen ini melibatkan penggunaan waktu oleh konsumen untuk memeriksa barang yang diterima dari perusahaan, baik dari segi kualitas maupun kelengkapan. Waktu ini juga sering terlibat dalam penanganan keluhan konsumen.
-
Waktu Penyimpanan
Waktu penyimpanan merujuk pada periode di mana suatu barang disimpan dalam fasilitas penyimpanan atau gudang sebelum diambil atau dikirimkan.
Baca Juga: 7 Cara Jitu Menentukan Lokasi Bisnis yang Strategis
Cara Menghitung Lead Time
Menghitung lead time merupakan langkah kritis dalam manajemen rantai pasokan yang dapat memberikan pandangan jelas mengenai efisiensi operasional suatu bisnis.
Re–Order Point = Lead Time x Rata-Rata Penggunaan Harian
Penjelasan
Re–Order Point = Titik pemesanan ulang
Lead Time = Waktu tunggu
Contoh lead time bisa dilihat pada soal berikut ini. Perusahaan A yang menghasilkan lampu duduk memerlukan bahan kaca dari pemasok untuk tahap produksi. Lead time yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut adalah 1 minggu atau setara dengan 7 hari.
Dalam setiap siklus produksinya, perusahaan A memiliki kebutuhan sekitar 2.000 unit bahan kaca. Nah, di sini Anda dapat menghitung re-order point sebagai berikut:
Re–Order Point = 7 x 2.000 = 14.000
Dari perhitungan ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan A memerlukan 14.000 unit bahan kaca untuk satu siklus produksinya. Perpendekan lead time dapat membantu perusahaan mengoptimalkan waktu untuk proses lainnya. Semakin efisien lead time, semakin banyak waktu yang tersedia untuk kegiatan lain dalam rantai produksinya.
Baca Juga: Panduan Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi
Tips Mengurangi Lead Time
Mengurangi lead time merupakan strategi penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan merespons lebih cepat terhadap kebutuhan pelanggan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu perusahaan mengurangi lead time.
-
Analisis Proses Secara Mendalam
Lakukan analisis mendalam terhadap seluruh proses produksi dan distribusi. Identifikasi setiap tahap yang memerlukan waktu lebih lama dan cari cara untuk mengoptimalkannya.
-
Automatisasi Proses Manual
Automatisasi dapat membantu mengurangi lead time dengan menggantikan tugas manual dengan sistem otomatis. Proses yang diotomatisasi cenderung lebih cepat dan dapat mengurangi risiko kesalahan manusia.
-
Perbaiki Komunikasi dalam Rantai Pasokan
Pastikan komunikasi yang efektif antara pemasok, produsen, dan distributor. Komunikasi yang lancar dapat mengurangi keterlambatan dan memastikan kelancaran alur bahan baku dan produk jadi.
-
Penerapan Just-In-Time (JIT)
Mengadopsi konsep Just-In-Time dapat membantu mengurangi lead time dengan meminimalkan persediaan dan menghasilkan produk hanya saat dibutuhkan. Ini memastikan bahwa produk tidak menumpuk di gudang, mengurangi waktu tunggu.
-
Evaluasi Pemasok dan Rantai Pasokan
Evaluasi pemasok untuk memastikan mereka dapat memberikan bahan baku dengan tepat waktu. Pertimbangkan untuk bekerja dengan pemasok yang dapat memberikan lead time yang lebih singkat.
-
Peningkatan Kapasitas Produksi
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Ini dapat membantu mengurangi waktu produksi secara keseluruhan dan memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih cepat.
-
Implementasi Teknologi Terkini
Manfaatkan teknologi terkini seperti sistem manajemen rantai pasokan (SCM) dan perangkat lunak ERP untuk memonitor dan mengelola proses secara lebih efisien.
-
Pelatihan Karyawan
Pastikan bahwa karyawan terlibat memahami pentingnya waktu dalam rantai pasokan. Pelatihan dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya mengurangi waktu di setiap tahap proses.
-
Fleksibilitas Produksi
Membangun fleksibilitas dalam proses produksi dapat membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar dengan lebih cepat.
-
Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus
Lakukan pemantauan terus-menerus terhadap proses dan lakukan evaluasi secara berkala. Identifikasi potensi perbaikan dan terapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi lead time lebih lanjut.
Dalam menghadapi era bisnis yang terus berkembang, memahami dan mengelola lead time merupakan langkah kunci untuk memastikan daya saing dan keberlanjutan perusahaan. Dengan fokus pada efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan, perusahaan dapat mencapai kesuksesan jangka panjang melalui manajemen lead time yang efektif.