21+ Komoditas Impor Indonesia dan Negara Asalnya
5 menit baca
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan ekonomi yang berkembang pesat, memiliki kebutuhan akan berbagai komoditas yang tidak seluruhnya dapat diproduksi secara mandiri. Oleh karena itu, impor menjadi suatu kebutuhan yang tidak terhindarkan. Dilansir beberapa sumber, berikut daftar lengkap komoditas impor Indonesia dan negara asalnya.
-
Beras
Impor beras hingga Agustus mencapai nilai US$156,332 juta, menggambarkan pentingnya komoditas ini dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia. Dengan volume impor sebanyak 302,71 juta kilogram, beras diperoleh dari berbagai negara termasuk Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lainnya, menciptakan keberagaman jenis dan kualitas beras di pasaran.
-
Jagung
Jagung menjadi salah satu komoditas terbesar yang diimpor, dengan nilai mencapai US$544,189 juta dan volume impor sekitar 1,80 miliar kilogram. Impor jagung utamanya berasal dari India, Argentina, Brazil, Thailand, Paraguay, dan negara-negara lainnya, mencerminkan peran penting jagung dalam mendukung industri pakan ternak dan pangan manusia di Indonesia.
Baca Juga: Melihat Potensi Industri F&B di Indonesia, Makin Kuat!
-
Kedelai
Impor kedelai mencapai nilai sekitar US$735,437 juta dengan total volume impor sekitar 1,19 miliar kilogram. Amerika Serikat, Argentina, Malaysia, Paraguay, dan Kanada adalah beberapa negara pemasok utama, menunjukkan kebutuhan tinggi Indonesia akan kedelai sebagai bahan baku industri pangan dan pakan ternak.
-
Biji Gandum dan Mesin
Dengan nilai impor mencapai US$1,66 miliar dan volume impor sekitar 4,43 miliar kilogram, biji gandum dan mesin menjadi komoditas penting yang mendukung sektor pangan dan industri di Indonesia. Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, dan Singapura adalah negara-negara penghasil utama yang menyuplai kebutuhan ini.
-
Tepung Terigu
Tepung terigu diimpor sebanyak US$45,29 juta dengan total berat mencapai 104,21 juta kilogram. Sumber impor tepung terigu mencakup Sri Lanka, India, Turki, Ukraina, Jepang, dan beberapa negara lainnya. Keberagaman asal sumber impor ini memperkaya pilihan tepung terigu yang tersedia di pasar Indonesia.
-
Gula Pasir
Impor gula pasir mencapai nilai US$31,11 juta dengan berat impor mencapai 52,45 juta kilogram. Negara pemasok utama melibatkan Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan negara-negara lainnya. Kehadiran gula pasir dalam impor mencerminkan permintaan tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri di Indonesia.
-
Gula Tebu
Dengan nilai impor sebesar US$1,16 miliar dan volume impor 2,21 miliar kilogram, gula tebu menjadi salah satu komoditas impor terbesar. Negara asal gula tebu melibatkan Thailand, Brazil, Australia, El Salvador, dan Afrika Selatan. Kehadiran gula tebu mencerminkan kontribusinya dalam mendukung industri makanan dan minuman di Indonesia.
Baca Juga: 10 Ide Bisnis Makanan Online yang Laku Setiap Hari
-
Daging
Impor daging mencapai nilai US$121,14 juta dengan volume impor sekitar 25,21 juta kilogram. Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Singapura adalah negara-negara utama yang menyuplai daging ini, menggambarkan kontribusi pentingnya dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia.
-
Jenis Lembu
Dengan nilai impor US$192,56 juta dan volume impor 72,54 juta kilogram, jenis lembu menjadi komoditas impor signifikan. Australia merupakan negara penghasil utama jenis lembu yang diimpor, menunjukkan kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan daging dan produk turunannya di pasar domestik.
-
Daging Ayam
Impor daging ayam mencapai nilai US$30,26 ribu dengan volume impor 10,83 ribu kilogram. Malaysia menjadi negara pemasok utama daging ayam untuk Indonesia. Impor ini mencerminkan kontribusi daging ayam dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di tengah tingginya konsumsi produk unggas di Indonesia.
-
Garam
Garam yang diimpor senilai US$59,51 juta hingga Agustus menunjukkan peran krusialnya dalam sektor pangan dan industri. Dengan volume impor mencapai 1,29 miliar kilogram, garam dari Australia, India, Selandia Baru, Jerman, Denmark, dan negara-negara lainnya menyokong kebutuhan konsumsi dan produksi berbagai jenis makanan dan produk.
-
Mentega
Mentega yang diimpor sebesar US$60,09 juta menjadi pilihan utama dalam industri kuliner. Produk berkualitas tinggi dari Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, dan Belanda menjadi bahan dasar bagi banyak kue, roti, dan hidangan kuliner lainnya. Dengan volume impor mencapai 13,51 juta kilogram, mentega tetap menjadi bahan yang tak tergantikan di dapur Indonesia.
Baca Juga: 7 Strategi Bisnis Paling Efektif dan Menguntungkan di Tahun 2024
-
Minyak Goreng
Minyak goreng, dengan nilai impor sekitar US$45,55 juta, adalah komoditas vital dalam kegiatan memasak sehari-hari. Sumber minyak dari Malaysia, India, Vietnam, Thailand, dan Indonesia sendiri memastikan ketersediaan bahan pokok ini di rumah-rumah dan industri makanan. Volume impor mencapai 48,01 juta kilogram, menunjukkan tingginya konsumsi minyak goreng di masyarakat.
-
Susu
Impor susu mencapai nilai US$530,47 juta, mencerminkan kebutuhan akan produk gizi berkualitas. Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, dan Jerman menyumbangkan susu berkualitas tinggi. Dengan volume impor mencapai 139,68 juta kilogram, susu terus mendukung pertumbuhan sehat dan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat Indonesia.
-
Bawang Merah
Bawang merah yang diimpor hingga Agustus senilai US$32,00 juta memainkan peran penting dalam masakan Indonesia. Asal impor dari India, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Cina menciptakan variasi rasa yang diperlukan dalam kuliner Indonesia. Volume impor sebesar 70,95 juta kilogram menandakan tingginya konsumsi bawang merah dalam hidangan sehari-hari.
-
Bawang Putih
Dengan nilai impor sekitar US$272,47 juta dan volume mencapai 332,88 juta kilogram, bawang putih tetap menjadi bumbu utama dalam masakan Indonesia. Sumber impor utama dari Cina, India, dan Vietnam menjaga kelangkaan dan memastikan ketersediaan bawang putih yang berkualitas di pasar domestik. Konsumsi tinggi ini mencerminkan peran penting bawang putih dalam memberikan rasa khas pada berbagai hidangan.
-
Kelapa
Kelapa yang diimpor senilai US$698,49 ribu dengan volume 672,70 ribu kilogram menunjukkan tingginya permintaan produk kelapa di Indonesia. Sumber impor dari Thailand, Indonesia, Filipina, Singapura, dan Vietnam menciptakan ragam produk seperti santan, kelapa parut, dan minyak kelapa, yang menjadi bahan pokok dalam masakan dan industri kosmetik.
-
Kelapa Sawit
Dengan nilai impor sebesar US$1,87 juta dan volume mencapai 3,25 juta kilogram, kelapa sawit terus mendukung industri minyak kelapa sawit di Indonesia. Sumber utama impor dari Malaysia, Papua Nugini, dan Virgin Island memberikan kontribusi vital dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng, margarin, dan produk turunannya.
-
Lada
Impor lada senilai US$2,38 juta dengan volume 224,76 ribu kilogram memberikan variasi rasa pada berbagai masakan Indonesia. Sumber impor dari Vietnam, Malaysia, Indonesia, Belanda, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya menghadirkan lada berkualitas tinggi ke pasar domestik, mendukung kekayaan rasa dalam hidangan sehari-hari.
-
Teh
Dengan nilai impor sekitar US$20,66 juta dan volume mencapai 14,58 juta kilogram, teh terus menjadi minuman favorit di Indonesia. Sumber impor dari Vietnam, Kenya, India, Iran, Srilanka, dan negara-negara lainnya memberikan pilihan ragam teh, mulai dari hitam, hijau, hingga herbal, yang memenuhi selera konsumen yang semakin beragam.
-
Kopi
Impor kopi senilai US$33,71 juta dengan volume mencapai 14,03 juta kilogram mencerminkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kopi. Sumber impor dari Vietnam, Brazil, Indonesia, Italia, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya menghadirkan berbagai jenis kopi, memenuhi selera konsumen yang semakin eksploratif dalam dunia kopi.
-
Cengkeh
Dengan nilai impor sekitar US$2,79 juta dan volume mencapai 262,30 ribu kilogram, cengkeh tetap menjadi rempah andalan dalam industri rokok dan makanan. Sumber impor dari Madagaskar, Mauritius, Singapura, Brazil, dan Comoros memberikan aroma dan cita rasa khas cengkeh yang diperlukan dalam berbagai produk.
-
Kakao
Impor kakao senilai US$48,52 juta dengan volume mencapai 19,51 juta kilogram mendukung industri cokelat dan produk berbasis kakao di Indonesia. Sumber impor dari Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Kamerun, Ekuador, dan negara-negara lainnya memberikan keberagaman dan kualitas kakao yang diperlukan dalam produk berbasis cokelat.
-
Cabai (segar)
Impor cabai segar mencapai US$360,08 ribu dengan volume 281,93 ribu kilogram memberikan variasi rasa dan warna pada masakan Indonesia. Sumber impor dari Vietnam, India, dan negara-negara lainnya menambahkan pilihan cabai segar dalam hidangan sehari-hari, mendukung kreativitas kuliner masyarakat Indonesia.
-
Cabai (kering-tumbuk)
Dengan nilai impor sekitar US$15,00 juta dan volume mencapai 12,26 juta kilogram, cabai kering-tumbuk menjadi bumbu penting dalam masakan pedas Indonesia. Sumber impor dari India, Cina, Jerman, Malaysia, Spanyol, dan negara-negara lainnya memberikan keberagaman kualitas dan tingkat kepedasan, memenuhi selera konsumen yang mencintai hidangan pedas.
Baca Juga: 10 Cara Menarik dan Meyakinkan Investor, Langsung Dapat Modal!
Dengan menganalisis daftar komoditas impor terbesar Indonesia, dapat kita lihat bahwa negara ini mengimpor berbagai barang strategis dari berbagai belahan dunia. Ketergantungan pada impor menunjukkan pentingnya menjaga stabilitas dan keberlanjutan rantai pasok untuk mendukung kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.